• Post Title

    Category

    Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s,when an unknown printer...

    Buton

  • Updated August 15, with new Option 5 below, using DNS to push proxy settings with a proxy.pac file called wpad.dat.

    For a number of reasons, HTTP Proxy is much better than the Transparent HTTP Proxy. Therefore, you will want all your browsers to point to the BorderManager HTTP Proxy IP address, port 8080, for HTTP, FTP and Security/SSL. The trick is getting all those browsers configured if you don't have time to run around manually setting them yourself. This tip lists several ways that you can push the settings out to the browsers without physically going to the PC.

    Option 1 - Make the Users Do It Themselves!

    No, this is not a joke. It is surprisingly effective, (especially if there is a teenager around, who will gladly run around doing it for everyone else).

    In this method, you cut off web browsing access by disabling Transparent HTTP Proxy and using default filters, then you provide good instructions on how to set the proxy settings. You will want to at least provide some documentation with screenshots of each menu option the users have to click on, and the proper proxy settings. When users are given the choice of no internet access, or following a simple set of screenshots, 99% of them will get themselves on the Internet within 48 hours. You will then have the time to set up the management PCs, and the Help Desk will have time to help Aunt Betty when she gets confused.

    Option 2 - Push the Browser Settings in the Login Script (for Internet Explorer)

    Internet Explorer stores proxy settings in the registry. This makes it particularly easy to update, using a variety of methods. Even if your users do not normally use Internet Explorer as their usual browser, you will want to configure the proxy settings because many other applications key off proxy settings in Internet Explorer.

    In this method, you determine the proper registry key for your version of IE, export the settings to a .REG file, and then use REGEDIT in the login script to push the settings to the PC. If you leave the setting in the login script for several days, most of the PC's should be updated by then, and you can remove or comment out the commands. Here is an example:

    In the container login script add the lines
    #Regedit /s z:\public\setpxy.reg
    This assumes that the Z drive is mapped to SYS: of their local servers. Once this is done copy SETPXY.REG.to the Public directory.

    To create the SETPXY.REG file, open notepad & type in as follows:
    REGEDIT4 (or whatever version of REGEDIT is on your PC, such as REGEDT32)
    [HKEY_CURRENT_USER\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Internet Settings]
    "ProxyServer"="<your proxy IP address>:8080"
    "ProxyEnable"=dword:00000001
    "ProxyOverride"="<local>"
    Change <your proxy IP address> to the private IP address of your HTTP Proxy, and <local> to 127.0.0.1 or any combination of URL's for which you want to bypass the proxy. (I advise you to experiment with this for a while to get the syntax done correctly).

    Option 3 - Push the Browser Settings with ZENWorks Application Launcher

    Using ZENWorks (NAL), you can create a forced-run, run-once application for any browser that sets the proxy settings on the browser. Internet Explorer is probably one of the easiest browser to set, since it has a predictable registry key for proxy settings.

    Netscape uses a text file called PREFS.JS which can be easily modified by a ZENWorks app, but the location of the file might be different on each PC, depending on how Netscape was set up. Search some of your PC's for that file, and if you are lucky, all PC's may have the file in a common location under a directory called Default.

    Option 4 - Use DHCP to Push WPAD Settings for Browsers

    Newer browsers can pick up certain settings from DHCP. Those settings can then be leveraged to have the browser pick up the proxy settings. See this Novell TID:
    Mungkin Cukup sulit atau  mudah untuk men-seting dan meng-konfigurasi router dengan modem ADSL, tinggal mengikuti panduan yang ada di dalam buku manualnya, sudah cukup senang untuk digunakan akses ke internet.
    Setelah menghubungkan Modem ,  TP-Link router, Notebook/PC dalam kondisi OFF, seperti gambar berikut:



    Ada dua cara untuk melakukan setting router TP-Link :
    1. Menggunakan CD Aplikasinya
    2. Melalui Halaman WEB / WEB browser.
    Disini kita akan bahaskan dengan cara yang paling umum dipergunakan, yaitu dengan WEB browser.
    • Untuk biasa setting routernya, sebelumnya kita harus menyamakan segmentasi IP Address Notebook/PC yang akan kita pergunakan untuk mensetting dengan segment IP default Router (untuk TP-Link sebagian besar IP defaulnya adalah 192.168.1.1), jadi IP Notebook/PC kita set 192.168.1.69 (IP Address tidak boleh sama dengan Device yang akan di setting).
    • Melalui halaman web, Ketikan IP default Router di Web Browser, 192.168.1.1.

    • Masukkan default username & password router,  username: admin, password: admin
    • Setelah masuk di web Administrasi router TP-Link, disarankan untuk mengganti IP default  router/TP-Linknya, karena pada umumnya modem ADSL menggunakan default IP yaitu 192.168.1.1 .
    • Masuk ke menu: Network > LAN ganti IP Address TP-Linknya, Disarankan untuk merubah dengan segmentasi IP yang berbeda, menjadi: 192.168.2.1 dan Subnet Mask: 255.255.255.0. Save.

    • Disarankan juga untuk mengganti password defaultnya dengan cara memilih menu: System Tools -> Password selain ada pilihan mengganti password, juga ada disarankan untuk mengubah username defaultnya.
    • Restart TP-Link dengan memilih menu: System Tools -> Reboot
    • Tunggu beberapa saat, dan untuk masuk ke halaman web admin router/TP-Link nya, gunakan IP yang baru: 192.168.2.1 dan masukan username & password yang baru
    • Setelah masuk ke halaman administrator, pilih menu: Quick Setup dan ikuti langkah selanjutnya (klik tombol NEXT)
    • Pada saat Choose WAN Connection Type, pilih Dynamic IP; klik tombol NEXT
    • Pada halaman Wireless:
      1. Wireless Radio: Enable
      2. SSID: isi dengan nama ID yang akan di broadcast pada saat signal WiFi di pancarkan
      3. Region: Indonesia
      4. Channel: Disesuaikan, pastikan menggunakan Channel yang belum di pergunakan.
      5. Mode: 54Mbps (802.11g)
      6. Next
      7. Finish
    • Selanjutnya, setting Gateaway & DNS nya kita sesuaikan dengan setting ADSL Modem, masuk ke menu: Network -> WAN
      1. Klik Renew pada bagian Gateaway, dan isi dengan IP Modem: 192.168.1.1
      2. Pilih/checklist bagian Use These DNS Server
      3. Primary DNS: 203.130.196.5
      4. Secondary DNS: 202.134.0.155
      5. Save
    • Selanjutnya, setting untuk security routernya, agar tidak bisa digunakan oleh siap saja dengan memilih menu Wireless -> Wireless Setting, Beberapa setting sudah dipilih sesuai dengan setting sebelumnya.

      1. Pilih/Klik Enable Wireless Security
      2. Security Type: WEP
      3. Security Option: Automatic
      4. WEP Key Format: Hexadecimal
      5. Key1: 1234567890 (bisa diganti); Key Type: 64bit
      6. Save
    • Sampai tahap ini, router sudah bisa digunakan, namun untuk lebih memastikan, ada beberapa hal yang bisa disetting terlebih dahulu sebelum router nya di REBOOT
    • Setting range IP Client DHCP pada TP-Link nya dengan memilih menu: DHCP -> DHCP Setting, isi range IP sesuai dengan yang dikehendaki, misal: Start IP Address: 192.168.2.100 & End IP Address: 192.168.2.199, klik SAVE
    • Cek juga setting Time dengan memilih menu: System Tools -> Time sesuaikan dengan timezone dan waktu anda, klik SAVE
    • Reboot router TP-Link dengan memilih menu: System Tools -> Reboot
    • Router TP-Link anda siap digunakan. Cabut kabel LAN dari laptop/PC dan aktifkan WiFi nya, coba untuk search WiFi (SSID) router dan masukkan WEP yang telah di set pada saat melakukan koneksi ke router.  Good Luck

    Artikel Jaringan Komputer


     Macam-macam Jaringan Komputer : Artikel Jaringan Komputer

    Tiga abad sebelum sekarang, masing-masing ditandai dengan dominasi yang berbeda. Abad ke-18 didominasi oleh perkembangan sistem mekanik yang mengiringi revolusi industri. Abad ke-19 merupakan jaman mesin uap. Abad ke-20, teknologi radio, tv dan komputer memegang peranan untuk pengumpulan, pengolahan dan media distribusi informasi. Abad ke-21 saat ini atau era-informasi, dimana teknologi jaringan komputer global yang mampu menjangkau seluruh wilayah dunia, pengembangan sistem dan teknologi yang digunakan, penyebaran informasi melalui media internet, peluncuran satelit-satelit komunikasi dan perangkat komunikasi wireless/selular menandai awal abad millenium.

    Sejak me-masyarakat-nya internet dan dipasarkannya sistem operasi Windows95 oleh Microsoft Inc., menghubungkan beberapa komputer baik komputer pribadi (PC) maupun server dengan sebuah jaringan dari jenis LAN (Local Area Network) sampai WAN (Wide Area Network) menjadi sebuah hal yang mudah dan biasa. Demikian pula dengan konsep "downsizing" maupun "lightsizing" yang bertujuan menekan anggaran belanja (efisiensi anggaran) khususnya peralatan komputer, maka kebutuhan akan sebuah jaringan komputer merupakan satu hal yang tidak bisa terelakkan.
    • Pengertian Jaringan Komputer
    Jaringan komputer adalah ”interkoneksi” antara 2 komputer autonomous atau lebih, yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless). 

    Autonomous adalah apabila sebuah komputer tidak melakukan kontrol terhadap komputer lain dengan akses penuh, sehingga dapat membuat komputer lain, restart, shutdows, kehilangan file atau kerusakan sistem. Dalam defenisi networking yang lain autonomous dijelaskan sebagai jaringan yang independent dengan manajemen sistem sendiri (punya admin sendiri), memiliki topologi jaringan, hardware dan software sendiri, dan dikoneksikan dengan jaringan autonomous yang lain. (Internet merupakan contoh kumpulan jaringan autonomous yang sangat besar.)

    Dua unit komputer dikatakan terkoneksi apabila keduanya bisa saling bertukar data/informasi, berbagi resource yang dimiliki, seperti: file, printer, media penyimpanan (hardisk, floppy disk, cd-rom, flash disk, dll). Data yang berupa teks, audio maupun video, bergerak melalui media kabel atau tanpa kabel (wireless) sehingga memungkinkan pengguna komputer dalam jaringan komputer  dapat saling bertukar  file/data, mencetak pada printer yang sama dan menggunakan hardware/software  yang terhubung dalam jaringan bersama-sama 

    Tiap  komputer, printer atau  periferal  yang terhubung dalam jaringan disebut dengan ”node”. Sebuah jaringan komputer sekurang-kurangnya terdiri dari dua unit komputer atau lebih, dapat berjumlah puluhan komputer, ribuan atau bahkan jutaan node yang saling terhubung satu sama lain. Didalam jaringan komputer dikenal sistem koneksi antar node (komputer),  yakni:
    Peer artinya rekan sekerja. Peer-to-peer network adalah jaringan komputer yang terdiri dari beberapa komputer, terhubung langsung dengan kabel crossover atau wireless atau juga dengan perantara hub/switch.
    Komputer pada jaringan peer to peer ini biasanya berjumlah sedikit dengan 1-2 printer. Untuk penggunaan khusus, seperti laboratorium komputer, riset dan beberapa hal lain, maka model peer to peer ini bisa saja dikembangkan untuk koneksi lebih dari 10 hingga 100 komputer.

    Peer to peer adalah suatu model dimana tiap PC dapat memakai resource pada PC lain atau memberikan resourcenya untuk dipakai  PC lain, Tidak ada yang bertindak sebagai server yang mengatur sistem komunikasi dan penggunaan resource komputer yang terdapat dijaringan, dengan kata lain setiap komputer dapat berfungsi sebagai client maupun server pada periode yang sama.  

    Misalnya terdapat beberapa unit komputer dalam satu departemen, diberi nama group sesuai dengan departemen yang bersangkutan. Masing-masing komputer diberi alamat IP dari satu kelas IP yang sama agar bisa saling sharing untuk bertukar data atau resource yang dimiliki komputer masing-masing, seperti printer, cdrom, file dan lain-lain.

    Gambar  Peer to peer

    Client Server merupakan model jaringan yang menggunakan satu atau beberapa komputer sebagai server yang memberikan resource-nya kepada komputer lain (client) dalam jaringan, server akan mengatur mekanisme akses resource yang boleh digunakan, serta mekanisme komunikasi antar node dalam jaringan.
    Selain pada jaringan lokal, sistem ini bisa juga diterapkan dengan teknologi internet. Dimana ada suatu unit komputer) berfungsi sebagai server yang hanya memberikan pelayanan bagi komputer lain, dan client yang juga hanya meminta layanan dari server. Akses dilakukan secara transparan dari client dengan melakukan login terlebih dulu ke server yang dituju. 





    Gambar Client Server

    Client hanya bisa menggunakan resource yang disediakan server sesuai dengan otoritas yang diberikan oleh administrator. Aplikasi yang dijalankan pada sisi client, bisa saja merupakan resource yang tersedia di server. namun hanya bisa dijalankan setelah terkoneksi ke server. Pada implementasi software splikasi yang di-install disisi client berbeda dengan yang digunakan di server.
    Jenis layanan Client-Server antara lain :
    1. File Server      : memberikan layanan fungsi pengelolaan file. 
    2.  Print Server   : memberikan layanan fungsi pencetakan.Database Server        : proses-proses fungsional mengenai database dijalankan pada mesin ini dan stasiun lain dapat minta pelayanan
    3.  DIP (Document Information Processing) : memberikan pelayanan fungsi penyimpanan, manajemen dan pengambilan data
    Kelebihan Jaringan Pear To Pear 
    • Implementasinya murah dan mudah 
    • Tidak memerlukan software administrasi jaringan yang khusus
    •  Tidak memerlukan administrator jaringan
    Kekurangan Jaringan Pear To Pear

    • Jaringan tidak bisa terlalu besar (tidak bisa memperbesar jaringan.
    • Tingkat keamanan rendah.
    • Tidak ada yang memanajemen jaringan.
    • Pengguna komputer jaringan harus terlatih mengamankan komputer masing-masing.
    • Semakin banyak mesin yang disharing, akan mempengaruhi kinerja komputer

    v      Kelebhan Client Sever
    • Mendukung keamanan jaringan yang lebih baik 
    • Kemudahan administrasi ketika jaringan bertambah besar
    •  Manajemen jaringan terpusat
    •  Semua data bisa disimpan dan di backup terpusat di satu lokasi
          Kekurangan Client Sever

    • Butuh administrator jaringan yang profesional 
    •  Butuh perangkat bagus untuk digunakan sebagai komputer server 
    •  Butuh software tool operasional untuk mempermudah manajemen jaringan.
    •  Anggaran untuk manajemen jaringan menjadi besar.
    •  Bila server down, semua data dan resource diserver tidak bisa diakses
    rss
    rss


    Copyright © 2010 Ayu rahayu All rights reserved.Powered by Blogger.